7 Ulama Nahwu

Posted on

7 Ulama Nahwu - Assalamualaikum wr wb… Hallo sahabat, setelah kita sebelumnya mempelajari materi bahasa Arab tentang Pengertian Isim Mabni dan Isim Mu’rab dalam Ilmu Nahwu, maka untuk sekarang ini mari kita mengenal beberapa ulama - ulama ahli dibidang ilmu Nahwu tersebut.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak sahabat untuk bersama - sama mengenal beberapa ulama nahwu yang jasa dan manfaatnya bisa dikenang hingga saat ini yakni dengan tema 7 Ulama Nahwu.

Mari langsung saja kita simak dibawah berikut ini !

7Ulama Nahwu
7 Ulama Nahwu

7 Ulama Nahwu

Berikut ini penulis sajikan 7 Ulama Nahwu yang mana sangat berpengaruh ilmunya.

1. Abu Bisyr Amr bin Utsman bin Qanbar Al-Bishri (أبو بشر عمرو بن عثمان بن قنبر البصري‎)

Abu Bisyr Amr bin Utsman bin Qanbar Al-Bishri (أبو بشر عمرو بن عثمان بن قنبر البصري‎), yang lebih dikenal dengan nama Sibawaih (سيبويه) ini merupakan seorang pakar tata bahasa bahasa Arab yang sangat berpengaruh. Karyanya yang berjudul Al-Kitab merupakan kitab tata bahasa bahasa Arab yang pertama kali dibukukan. 

Meskipun besar pengaruhnya di dalam perkembangan ilmu bahasa Arab, Sibawaih sendiri merupakan orang Persia dan tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Dia telah diakui sebagai pakar bahasa Arab yang terbesar dan dianggap sebagai salah satu ahli bahasa terbesar sepanjang masa di antara para ahli bahasa di dunia laiinya. 

Beliau Sibawahih ini lahir pada tahun 760 M di Hamdan (sekarang Iran) dan meninggal di Shiraz, sekitar tahun 796 M (180 H). Sibawaih merupakan murid dari Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi dan Yunus bin Habib, dua orang ahli bahasa.

Baca : Pengertian Isim Mabni dan Isim Mu’rab dalam Ilmu Nahwu

Baca Juga :   Fouad Whatsapp Apk

2. Abu Al-Aswad Ad-Du’ali

Siapakah Abul Aswad Ad-Du’aliy ? Beliau adalah salah satu penggagas ilmu nahwu dan pakar tata bahasa Arab dari Bani Kinanah dan dijuluki sebagai bapak bahasa Arab.

Beliau memiliki nama asli yakni Zhalim bin Amr, dan lebih dikenal atau dengan julukannya Abu Al-Aswad Ad-Du’ali (atau Ad-Dili), orang yang diambil ilmunya dan yang memiliki keutamaan, serta merupakan Hakim atau Qadhi di Basrah.

Beliau dilahirkan pada masa - masa kenabiannya Muhammad SAW

Ad-Dili dianggap sebagai orang yang pertama kali mendefinisikan ilmu tata bahasa Arab. Dan yang pertama kali meletakkan titik pada huruf - huruf hijaiyah.

Ad-Dili meninggal sekitar dalam usia 85 tahun pada tahun 69 H atau 670 M karena wabah ganas yang terjadi pada tahun tersebut.

3. Az-Zajjaji

Az-Zajjaji memiliki nama lengkap yaitu Abu Al-Qasim Abdurrahman bin Ishaq Az-Zajjaji ( أبو القاسم عبد الرحمن بن إسحاق الزجاجي), namun terkenal dengan sebutan Az-Zajjaji yang dinisbatkan kepada gurunya yang bernama Abu Ishaq, Ibrahim bin As-Sirri Az-Zajjaj ( أبو إسحاق إبراهيم بن السري الزجاج) sebab melekat kepada gurunya.

Az-Zajjaji lahir di kota Albania - Ash Shaimarah namun mengenai tahun kelahirannya tidak ada yang mengetahuinya.

Beliau meninggal namun ada perbedaan pendapat mengenai tempat dan kapan beliau meninggal.

Ada yang berpendapat bahwa beliau meninggal di Tiberias pada Bulan Rajab tahun 339 H, dan adapula yang bepenapat bahwa beliau meninggal pada Bulan Dzulhijjah tahun 339 H, bahkan ada yang berpendapat beliau meninggal di Damaskus pada tahu 337 H atau 339 H, sebagaimana dikatakan bahwa beliau meninggal di Bulan Ramadhan tahun 340 H.

Karya - Karya

Az-Zajjaji telah meninggalkan banyak karya yang bermanfaat, bahkan terhitung tidak kurang dari 20 karya.

Salah satu karya yang menonjol yaitu kitab yang berjudul Al Jumal dalam Ilmu Nahwu. Karya - karya beliau yang lain juga banyak yang masih berbentuk naskah dan masih terhaga didalam berbagai perpustakaan dunia.

Baca : Penjelasan Isim Mutsanna Lengkap

4. Ibnu Ajurrum Abu Abdillah

Siapakah Ajurrum itu ?

Beliau memiliki nama lengkap yakni : Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud ash Shonhaji yang merupakan pakarnya ilmu adab, nahwu sekaligus qiro’ah alaihi rahmatullah.

Baca Juga :   Soal Fisika Kelas 10

Nama imbuhan yang terletak dibelakangnya yakni : ” ash Shonhaji ” dinisbatkan ke “shonhajah” merupakan nama kabilah yang cukup terkenal dari himyar tempatnya di maghrib (afrika).

Ibnu Aajurrum berasal dari negri Magrib (Afrika Barat Laut) serta disana pulalah beliau mulai mengajarkan ilmu Nahwunya

Ibnu aajurrum Lahir sekita pada tahun 672 H yang bertepatan dengan wafatnya imam Malik Muhammad bin Abdillah ra. Ibnu aajurrum wafat pada tahun 723 H.

Karya - karya Ibnu Aajurrum

Beliau Ibnu Aajurrum banyak menghasilkan karya - karya dintaranya karya dalam hal ilmu nahwu, sya’ir dan lainnya. Salah satu karya yang sangat fenomenal dan sangat bermanfaat jasa - jasanya hingga sekarang yaitu sebuah karya yang bernama kitab Nahwu “Muqodimah Alajrumiyah”

Dimata para ‘ulama pakar nahwu lainnya beliau tergolong ulama yang sangat tinggi, kokoh dan kuat dalam bidang ilmu nahwu. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ‘ulama yang men_syarah karya tulis beliau tersebut. lebih lebih “Muqaddimah Alajrumiyyah”. Tidak hanya tiga, empat, atau lima ‘ulama saja, akan tetapi banyak ‘ulama yang perhatian terhadapnya secara beraneka ragam bentuknya.

5. Syeikh Al-Alamah Muhammad Jamaluddin ibnu Abdillah Ibnu Malik al-Thay

Syeikh Al-Alamah Muhammad Jamaluddin ibnu Abdillah Ibnu Malik al-Thay beliau sering dipanggil dan terkenal dengan panggilan Ibnu Malik. Beliau merupakan pengarang dan penyusun kitab yang fenomenal dan berjasa sampai sekarang ini yaitu Kitab Alfiyah Ibnu Malik yang terdiri dari 1002 bait.

Ibnu Malik lahir di Jayyan (Jaen) suatu daerah kota kecil di bawah kekuasaan Andalusia (Spanyol), yang sekarang merupakan salah satu propinsi di Spanyol dengan luas wilayah 422 km² yang masuk dalam wilayah Otonomi Andalusia.

Dari kecil, Ibnu Malik sudah menuntut ilmu di daerahnya, terutama belajar pada Syaikh Al-Syalaubini yang wafat pada tahun 645 H.
Setelah menginjak dewasa, barulah ia mulai berangkat ke Timur untuk menunaikan ibadah haji dan diteruskan menempuh ilmu di Damaskus. Di Negeri Syam, beliau bisa banyak belajar ilmu dari beberapa ulama setempat, diantaranya yaitu :

  1. Al-Sakhawi
  2. Syaikh Ibnu Ya’isy al-Halaby
  3. Syeikh Hasan bin Shabbah
  4. Syeikh Ibnu Abi Shaqr
  5. Syeikh Ibnu Najaz al-Maushili
  6. Ibnu Hajib
  7. Ibnu Amrun
  8. Muhammad bin ABi Fadhal al-Mursi
Baca Juga :   Soal Tema 4 Kelas 5

6. Jallaluddin As Suyuthi

Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman Bin Abu Bakar As-Suyuthi, lahir di Kairo Mesir pada bulan rajab tahun 849 H. 

As Suyuthi adalah seorang anak yatim, beliau semenjak kecil sudah bisa menghafal Alqur’an dan Hadist. Kemudian setelah itu, beliau memulai menekuni ilmu - ilmu Agama.

Sebelum menginjak usia delapan tahun, beliau sudah menghafal Alqur’an dengan sempurna.

Didalam biografinya, beliau pernah mengatakan bahwa : “Pada saat masih kecil aku telah hafal Alqur’an sebelum usia delapan tahun, kemudian setelah itu aku menghafal kitab Al-‘Umdah, Minhaj Al-Fiqh, Ushul, dan Alfiyah Ibnu Malik.”

Karya - Karyanya

Beliau banyak menghasilkan sebuah karya kurang lebih berjumlah hingga 500an karya tulis. Dan inilah beberapa karya yang beliau berhasil ciptakan dalam hal ilmu bahasa yakni : Al-Mudzir dan Al-Asybah wa An-Nazhahir, dalam bidang bahasa; Al-Iqtirah fi Usdul An-Nahwi; Jam’u Al-Jawami’ dan Ham’u Al-Hawami’, dalam bidang nahwu ; Al-Barjah Al-Mardhiyah fi Syarah Alfiyah Ibnu Malik; Syarh At-Tashrif Ibnu Malik, dan Syarh Al-Qasidah Al-Kafiyah, dalam bidang ilmu Tashrif.

7. Syeikh Syarifuddin yahya Al-Imrithy

Beliau memiliki nama yang dinisbatkan kepada negeri Amrith, yakni suatu daerah yang termasuk wilayah ibu kota Mesir Kairo di bagian timur dari negeri Bilbis, dekat dengan Sanikah. 

Dalam kitab Tuhfatul Habib (Syarah Mudzumati Ghoyatit Taqrib) dan kitab Syarhut Taisir Nadzmut Tahrir, dapa diketahui bahwa Beliau memiliki nama lengkap yakni Syaikh Syarifuddin Yahya bin Syaikh Badruddin Musa bin Romadhon bin Umairoh.

Yahya adalah namanya, sedangkan Syarifuddin adalah nama gelarnya.

Beliau merupakan seorang guru yang sangat alim dan shaleh. Jika dibandingkan dengan gelar profesor yang ada pada zaman sekarang ini, beliau bisa dianggap masih melebihi gelar profesor tersebut. Sebab dalam memahami sesuatu, beliau sangat dalam pengetahuannya. 

Beliau memiliki banyak karya salah satunya yaitu kitab yang fenomenal yaitu kitab imrithi yang sangat bermanfaat hingga sekarang ini.

Demikianlah pembahasan tentang 7 nahwu. Semoga bermanfaat ….