Bacaan Iqomah dan Artinya – Setiap kita akan melaksanakan sholat berjamaah, imam akan menyuruh salah satu diantara jamaahnya untuk mengumandangkan Iqomah. Pernahkan sahabat mengumandangkan Iqomah ?
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan membahas makalah dengan materi Bacaan Iqomah dan artinya serta penjelasan – penjelasan yang lain yang berkaitan dengan Iqomah.
Untuk itu mari langsung saja kita ke pembahasannya dibawah berikut ini !
Sejarah Al Iqomah (الإقَامَة)
Sejarah Iqomah tidak lepas dengan sejarah Adzan. Sebab perintah melakukan Azan bebarengan dengan perintah Iqomah. Azan sebagai panggilan mendirikan sholat berjamaah dan Iqomah sebagai tanda bahwa sholat jamaah akan segara didirikan.
Adzan dan Iqomah mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu kepada jamaah tentang masuknya waktu salat dan mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk melakukan salat berjamaah.
Dalam musyawarah itu ada beberapa usulan, yakni : ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Jika benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum.
Usulan yang mengusulkan agar supaya ditiupkan terompet saja seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi.
Ada juga yang mengusulkan agar supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani.
Terakhir ada usulan agar menyalakan api di atas bukit dan yang melihat api itu dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi Muhammad SAW, dan beliau menukar lafal itu dengan “assalatu jami’ah” yang artinya : “marilah salat berjamaah”.
Baca : Kisah di Balik 1002 Nazdam Kitab Matan Alfiyah Ibnu Malik
Bacaan Azan dan Iqomah
Suatu malam, seorang sahabat Nabi yang pernah mengikuti baiat Aqabah ke- 2 yang berasal dari bani Khazraj yakni Abdullah bin Zaid bermimpi. Dalam mimpinya tersebut beliau melihat ada seseorang yang sedang berjalan membawa lonceng mengelilingi beliau. Sehingga terjadilah sebuah percakapan sebagai berikut :
Zaid berkata : “Wahai hamba Allah, apakah engkau maun menjual lonceng itu?”
Seseorang tersebut berkata : “untuk apa anda menanyakan lonceng ini?”
Zaid berkata : “akan kami gunakan untuk panggilan shalat”.
Seseorang tersebut berkata : “Apakah kau mau aku beritahu yang lebih baik dari itu?”
Maka kukatakan : “Tentu.”
Seseorang tersebut berkata : “Kau ucapkan saja kata-kata berikut ini:
2x اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ ×2
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ ×2
حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ ×2
حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ ×2
2x اَللهُ اَكْبَرُ
1x لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Artinya :
Allah maha Besar Allah maha Besar 2x
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah 2x
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah 2x
Mari kita mendirikan Sholat 2x
Mari kita menuju Kemenangan 2x
Allah Maha Besar Allah maha Besar 1x
Tiada Tuhan selain Allah 1x
Jika adzan subuh ditambah dengan kalimat
Artinya : “Sholat itu lebih baik dari pada tidur“. 2x اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ
setelah kalimat hayya’alal fallah.
Kalimat yang diajarkan tersebut hingga kini kita kenal dengan sebutan Adzan.
Kemudian dialog pun dilanjutkan :
Setelah itu, lelaki yang membawa lonceng tersebut melafalkan adzan, dia diam sejenak, lalu berkata lagi : “Kau katakan apabila shalat akan segera didirikan :
2x اَللهُ اَكْبَرُ
1x اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
1x اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ
1x حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ
1xحَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ
2xقَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
2x اَللهُ اَكْبَرُ
1x لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Setalah itu ketika beliau bangun, pada waktu subuh beliau langsung mendatangi Rasulullah SAW kemudian dia memberitahu beliau apa yang dimimpikannya semalam.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insya Allah. Panggillah Bilal bin Rabah dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau mimpikan agar dia yang mengumandangkannya, karena sesungguhnya suaranya lebih lantang dan merdu darimu.“
Abdullah bin Zaid pun menemui Bilal, kemudian dia mengajarkan adzan dan Iqomah tersebut kepadanya.
Suara adzan yang dikumandangkan oleh Bilal pun terdengar oleh Syaidina Umar bin al-Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar dengan selendangnya yang menjuntai.
Umar berkata: “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Maka bagi Allah-lah segala puji.“
Baca : Bahasa Arab Ruang Belajar
Jawaban Iqomah
Jawaban Iqomah pada dasarnya sama dengan jawaban adzan, bedanya saat iqomah sampai pada lafal 2xقَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ maka dijawab dengan kalimat :
أقامها الله وادامها وجعلني من صالحى أهلها
Artinya : “Semoga Allah mendirikan shalat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang-orang yang sebaik-baiknya ahli shalat”
Demikianlah ringkasan sejarah sekaligus bacaan Adzan dan Iqomah yang sampai saat ini dan seterusnya akan dikumandangkan oleh umta Islam diseluruh dunia. Semoga bermanfaat …..