Pentingnya Iman

Posted on

Pentingnya Iman – Iman menurut bahasa artinya adalah yaqin atau percaya. Sedangkan menurut istilahnya, Iman adalah :

اَلْاِيْمَانُ عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ

Yang artinya : “ Iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan laku perbuatan“.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengupas tuntas materi tentang pentingnya Iman terutama bagi kita umat Muslim. Sebab sekali kita mengingkari Iman, itu sama saja kita sudah keluar dari Islam dalam artian menjadi Murtad (keluar dari agama Islam). Na’udzubillah ….

Untuk itu, mari kita pahami bagaimana pentingnya sebuah Iman agar bertambah keimanan kita sebagai bekal hidup didunia dan semoga dapat selamat di akhirat. Aaminn ….

Pentingnya Iman

Pentingnya Ke-Iman-an

Iman Sepenuh Hati

Bagaimana caranya agar kita bisa berIman dengan sepenuh hati ?

Sahabat, untuk dapat berIman dengan sepenuh hati, maka memerlukan sebuah kesadaran dalam diri. Sebab, Iman artinya percaya dan yaqin, sedangkan menurut syara’ Iman adalah keyakinan dalam hati, di ucapakan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan.

Contohnya seperti : umat islam meyakini bahwa tuhannya adalah Allah swt, kemudian mereka ikrarkan dengan mengucap dua kalimat syahadat yaitu :

اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ

kemudian terakhir dilakukan dengan perbuatan yaitu dengan menjalankan segala perintah dari Allah dan menjauhi segala yang dilarang-nya. Inilah Iman

Didalam agama Islam, kita diwajibkan meng-Imani rukun iman yang berjumlah 6, yaitu :

  1. Iman kepada Allah swt
  2. Iman kepada Malaikat Allah
  3. Iman kepada Kitab – Kitab Allah
  4. Iman kepada Rasul – Rasul Allah
  5. Iman kepada hari akhir
  6. Iman kepada Qadha dan Qodhar

Ke-6 rukun Iman diatas kita wajib mengimaninya semua, tidak boleh cuma beriman satu saja dan yang lima tidak, melainkankita harus mengimaninya semuanya.

Namun bagaimana kita bisa memiliki Iman dan beriman sepenuh hati ?

Untuk memahaminya, mari kita simak dua firman Allah swt dibawah berikut ini :

:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya : “Wahai orang orang yang beriman, tetaplah beriman kepada allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang allah turunkan sebelumnya. Barang siapa kafir kepada allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa {4}: 136).

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya : “Jika sekiranya penduduk negri – negri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka medustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan pebrbuatannya. (Q.S Al-A’raf {7}: 96).

Dari dua ayat diatas dapat kita pahami bahwa Iman adalah merupakan panji – panji yang terus berkibar sejak dimulainya sejarah agama islam. Iman yang sempurna akan dapat membuka mata batin, mempertajam lisan, membangkitkan semangat, dan menggelorakan jiwa.

Sebab Iman yang diungkapkan dengan lisan memiliki hakikat dalam jiwa dan pikiran serta memberikan spiritual dan vitalitas dalam kehidupan. Orang yang sungguh – sungguh beriman akan meyakini keberadaan Allah secara penuh. Dan ini merupakan salah satu hal yang sangat berat, sebab kita sendiri belum pernah melihat-Nya secara langsung di dunia ini namun kita diperintahkan untuk meyaqininya.

Namun perlu kita pahami, bahwa Iman yang kuat akan memberikan suntikan kekuatan kepada hati dan pikiran. Keduanya tidak akan bisa digoyahkan oleh bujuk rayu dunia sebab telah tunduk kepada kekuatan Allah Yang Maha Esa.

Di dalam ajaran agama Islam , iman dirumuskan kedalam kalimat laa ilaaha illalloh, tiada tuhan selain Allah. Tiada makhluk pun yang layak disembah kecuali Allah.

Kata laa dalam kalimat tersebut bermakna ‘tidak’ . Jika disimbolkan dalam bilangan, maka kata laa ini dapat kita simbolkan dengan angka nol (0). Kenapa angka nol ? karena angka nol adalah simbolisasi untuk keikhlasan, ketulusan hati, keyakinan, dan ketergantungan. Sedangkan kata illalloh bermakna “selain Allah”. Dan kata “selain Allah” dapat disimbolkan dengan istilah tunggal atau Esa.

Dengan demikian maka kalimat laa ilaaha illalloh bermakna “hanya ada satu keikhlasan dan ketulusan yaitu karena Allah, dan hanya ada satu keyakinan dan ketergantungan, yaitu kepada Allah yang Maha Esa”.

Maka dapat disimpulkan bahwa, prinsip keimanan adalah berpegang teguh kepada Allah sebagi sumber kekuatan sekaligus spiritualitas.

Ari Ginanjar Agustian, seorang tokoh pernah mengatakan bahwa, apabila angka 1 atau tunggal (simbol kemaharajaa Allah) dibagi angka 0 (simbol penghambaan manusia) maka hasilnya adalah hitungan yang tidak terhingga. Itulah makna iman yang sebenarnya. Apabila manusia menghambakan diri kepada Allah dengan sungguh – sungguh, maka ia akan memperoleh keajaiban – keajaiban hidup yang tak terhingga dari sisi-Nya.

Tentang keimanan dengan sepenuh hati ini, maka kita juga bisa belajar dari sejarah tentang keajaiban – keajaiban iman pada masa as-saabiquunal awwalin (Orang-orang yang dahulu pertama menerima ajaran islam) sangat dahsyat dan luar biasa.

Sebab, sejarah pada masa itu penuh dengan bukti – bukti kedahsyatan iman. Kekuatan yang dipancarkan oleh iman telah memberikan kemenangan – kemenangan dalam beberapa peristiwa perang, antara lain yaitu : ketika terjadi perang Badar, perang Uhud, perang Ahzab, perang Khandaq, perang Yamamah, perang Yarmuk, perang melawan kerajaan persia, Bizantium, Eropa, dan lainnya. Kedahsyatan iman telah menjadikan mereka umat terbaik, terhebat, dan termulia sepanjang masa. Dan merupakan suatu keajaiban yang sangat luar biasa.

Kemudian kita lihat sejrah dari seorang hamba sahaya yaitu Bilal bin Rabbah yang dapat bertahan hidup meski ia ditindih batu yang cukup besar di atas padang pasir yang panas, tak lain jawabannya adalah karena imannya yang begitu kuat sepenuh hati kepada Allah swt.

Dikisahkan Bilal bisa mampu bertahan melawan siksaan majikannya hanya dengan satu kalimat pendek : Allohu Ahad (Allah hanya satu).

Kata itu terus terucap dari bibirnya yang mengering lantaran terik matahari. Ia menolak untuk menukaran imannya dengan iming -iming dunia yang dijanjikan oleh sang majikan. Hingga siksaan demi siksaan yang ditimpakan kepadanya selesai, budak kulit hitam itu tetap memegang teguh keyakinannya tersebut.

Kemudian kita juga bisa melihat kisah dari seorang sahabat yang luar biasa yaitu tentang keberanian syaidina Ali bin Abi Thalib.

Ketika Rasulullah Saw dikejar-kejar oleh orang kafir Quraisy beliau pergi untuk menyelamatkan diri dan meminta Ali agar tetap tinggal dirumah. Apa yang membuat Ali mau berbaring diranjang Nabi dan mengenakan selimutnya saat situasi genting dimana orang – orang kafir tengah memburu beliau ? Ali yang waktu itu masih sangat muda berani mengambil resiko demi menyelamatkan Rasulullah dari ancaman maut. Ia menempati selimutnya, sekedar untuk mengecoh orang-orang kafir. Jawabannya sama yaitu semua itu karena keimanan Ali sepenuh hati kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dari beberapa kisah diatas, setidaknya dapat memberikan pengetahuan kepada kita bahwa, berIman dengan sepenuh hati akan dapat menjadikan kita sebagai manusia yang penuh energic, semangat yang tinggi dan pastinya menggelorakan jiwa.

Demikianlah pembahasan kita tentang pentingnya sebuah keimanan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin …..

Baca juga :