Nahwu Wadhih Bagian 1

Posted on

Nahwu Wadhih Bagian 1 – Kitab Nahwu Wadhih merupakan salah satu kitab yang membahas tentang tata bahasa Arab tentang ilmu nahwu. Hal ini sudah terlihat jelas jjika di lihat dari judul kitabnya tersebut. Kitab ini ditulis oleh pakar bahasa Arab asal Mesir, yaitu : DR. Ali Al-Jarimi dan DR. Musthafa Amin. Kitab ini sangat populer dan sudah banyak digunakan pada lembaga – lembaga yang mengkaji tentang bahasa Arab seperti pondok pesantren, madrasah dan lembaga – lembaga yang lainnya.

Kitab Nahwu Wadhih

Baca :  Kata Tanya ( أَدَاوَتُ الإِسْتِفْهَام) dalam Bahasa Arab

Sekilas tentang Kitab Nahwu Wadhih

Kitab an – Nahwu Al Wadhih merupakan salah satu kitab yang bagus digunakan untuk pelajar atau santri pemula dalam mempelajari bahasa Arab dan kaidah – kaidah bahasa Arab dasar. Dalam muatan materi pada kitab ini di susun secara sistematis. Pada setiap bab pembahasannya selalu diawali dengan contoh – contoh kalimat kaidah yang akan dipelajari, kemudian dilanjut dengan penyebutan kaidah tersebut serta di akhiri dengan latihan – latihan.

Gambar 1. Contoh kalimat dan kaidah yang akan dipelajari
Gambar 2. penyebutan kaidah – kaidah ( lihat gambar 1)
Gambar 3. Contoh latihan – latihannya

Kitab ini sangat cocok bagi anda yang sedang mendalami bahasa Arab bab grametikal.

Baca : Bahasa Arab ‘Amiyah / العامية (Gaul)

Terjemah Kitab Wadhih Bagian 1

Daftar Isi Kitab Nahwu Wadhih

BAB 1. Al Jumlah Al Mufidah
BAB 2. Ajzau al Jumlah (Taqsimu al Kalimah : Ismun, Fi’lun wa Harfun)
BAB 3. Taqsimu Al Fi’li bi i’tibaari Zamanihi (Al Fi’lu Al Madhi, al Fi’lu al Mudhari’ & Fi’lu al Amri)
BAB 4. Al Fa’il
BAB 5. Al Maf’ulu Bihi
BAB 6. Al Muwazanafu bayna al Fa’il wa al Maf’ulu Bihi
BAB 7. Al Mubtada wa al Khobar
BAB 8. Al Jumlatu Al Fi’liyatu
BAB 9. Al Jumlatu Al Ismiyatu
BAB 10. Nashbu al Fi’li al Mudhari’i
BAB 11. Jazmu al Fi’li al Mudhari’i
BAB 12. Raf’u al Fi’li al Mudhari’i
BAB 13. Inna wa akhowaatihaa.
BAB 14. Jarru al Ismi
BAB 15. An Na’tu

Terjemah Kitab An-Nahwu Al-Wadhih (Bagian 1)

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
BAB 1
>>>>>>>>>>>>> الجملة المفيدة / AL JUMLAH AL MUFIDAH<<<<<<<<<<<

******

AL AMTSILAH / الامثلة (Contoh-contoh):

  1. Kebun itu indah = البُسْتَانُ جَمِيْلٌ
  2.  Matahari itu terbit = الشَمْسُ طَالِعَةٌ
  3. Ali mencium bunga mawar = شَمَّ عَلِيٌّ وَرْدَةً
  4. Muhammad memetik bunga = قَطَفَ مُحَمّدٌ زَهْرَةً
  5. Ikan itu hidup di air = السَّمَكُ يَعِيْشُ فِي المَاءِ
  6. Banyak pohon kurma di Mesir = يَكْثُرُ النَّخِيْلُ فِي مِصْرَ.

Pembahasan:

Apabila kita perhatikan susunan kalimat yang pertama, (contoh pada nomor 1 : yaitu : البستانُ جميلٌ, kita mendapatinya tersusun dari dua kata, yaitu :  
Kata yang pertama ialah البستانُ  dan kata yang kedua ialah جميلٌ.
# Maka apabila kita mengambil kata yang pertama saja maka yaitu “البستانُ”, kita tidak memahami artinya kecuali makna kata itu sendiri (yaitu: “taman“), yang mana itu tidak cukup untuk percakapan.
Dan begitu juga keadaannya, jika kita  ambil kata yang kedua secara sendirian, yaitu misal : جميلٌ.

Akan tetapi, apabila kita  gabungkan salah satu kata tersebut kepada kata yang lainnya sebagaimana contoh diatas, kemudian kita ucapkan: (البستان جميل) “Taman itu indah” Maka, kita akan memahami maknanya secara sempurna.

Dan kita akan mendapatkan faedah yang sempurna, yaitu : disifatinya taman tersebut dengan keindahan. 

Oleh sebab itulah, susunan (البستان جميلة) dinamakan “Jumlah Mufidah/ kalimat yang sempurna“.

Kemudian dari setiap masing – masing kata dari kedua kata tersebut dihitung satu kesatuan dari kalimat tersebut.
Dan demikian juga penjelasan bagi sisa contoh diatas.

Dan dengan ini kita melihat bahwa 1 kata saja tidak cukup untuk percakapan. Oleh sebab itu, percakapan itu harus tersusun dari 2  kata  (minimalnya) atau lebih sehingga orang – orang dapat mengambil faedah yang sempurna.
Contoh lain misalkan :
قُمْ ( berdirilah kamu (laki – laki) ), اِجْلِسْ (duduklah kamu (laki – laki)), تَكَلَّمْ (berbicaralah kamu (laki -laki))

Ketiga kata diatasnya, zohirnya terdiri dari satu kata saja yang cukup untuk digunakan dalam suatu percakapan. 
Adapun hakikatnya, ketiga ucapan di atas masing – masing tidak terdiri dari 1 kata tetapi dia terdiri dari dua kata :

  1. Kata pertama diucapkan yaitu : (قم)
  2. Kata kedua tidak diucapkan yaitu : (أنتَ)

Yang mana dari pendengar akan memahami keduanya dalam percakapan meskipun ada 1 kata yang tidak diucapkan.

>>>>>>>> AL QOWA’ID / القاعدة (Kaedah – Kaedah)<<<<<<<<

  1. Susunan kata yang memberikan suatu faedah yang sempurna dinamakan JUMLAH MUFIDAH Dan dinamakan juga KALAM.
  2. Jumlah mufidah kadang tersusun dari dua kata dan kadang juga tersusun  lebih dari dua kata.
    Dan dari setiap kata padanya (yakni pada jumlah mufidah tersebut) dihitung sebagai satu kesatuan.

Catatan penting : Jumlah (الجملة) = kalimat – kalimah (الكلمة) = kata0

بقلمالفقيرة الى الله تعالىأم عبد الله ناجية عفا الله عنها

Baca : Nama Negara di Dunia dalam Bahasa Arab

Demikianlah pembahasan tentang Nahwu Wadhih. Semoga bermanfaat untuk kita semua ….