Rumus Cara Menghitung Modus Dan Contoh Soalnya

Posted on

Rumusbilangan.com- Pada bab ini akan kita bahas materi tentang pengertian dan rumus cara menghitung modus beserta contoh soal modus dan pembahasannya.

Hallo sahabat, pada bab kali ini kita akan membahas materi tentang rumus modus, cara menentukannya dan beberapa contoh soalnya.

Di dalam sebuah soal ulangan ujian, baik mid semester, ujian nasional atau ujian – ujian yang lainnya tentang materi statistik, maka akan sering muncul soal – soal yang terkait tentang modus.

Mungkin itu modus data tunggal, atau modus data kelompok. Pada bab ini kita akan fokus mempelajari materi modus tentang data tunggal dan modus data kelompok. Untuk itu, yuk simak lebih lanjut…

rumus modus

Pengertian Modus Data

Modus Data adalah sebuah nilai data yang paling sering muncul atau data yang mempunyai nilai frekuensi yang paling tinggi.

Di dalam modus data ini, terdapat dua bentuk modus,yaitu modus data tunggal dan modus data kelompok. Dalam mencari nilai dari modus pada data tunggal bisa di bilang mudah pada umumnya, namun sedangkan untuk mencari sebuah nilai pada modus data kelompok tidak bisa di bilang mudah seperti pada pencarian data pada modus data tunggal, maka kita perlu menggunakan sebuah rumus tertentu untuk mencarinya.

Rumus Cara Menentukan Nilai Modus Pada Data Tunggal

Seperti yang sudah dijelaskan pada pengertian diatas tadi, bahwa untuk mencari nilai dari modus pada tunggal bisa di bilang cukup mudah pada umumnya.Kita hanya perlu mengurutkan data dari yang terkecil sampai ke yang terbesar atau bisa sebaliknya kemudian kita cek data atau angka berapa yang nilai yang paling banyak muncul.

Contoh:

Pada data:

2, 3, 4, 8, 10, 5, 4, 8, 4, 6, 4, 8, 4, 7, 9

Kita urutkan terlebih dahulu nilainya dari yang terkecil ke yang terbesar menjadi:

2, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 67, 8, 8, 8, 9, 10
Dengan mengurutkannya seperti pada data di atas, maka akan memudahkan kita untuk menemukan modus data tersebut.
Dalam kasus di atas, modus datanya adalah 4 karena dia muncul sebanyak 5 kali. Akan tetapi apabila kita bisa mencarinya tanpa terlebih dahulu mengurutkannya itu sebenarnyalebih baik. Yang terpenting adalah kita harus teliti.

Apabila Ada dua Modus

Di dalam data tunggal, ada kemungkinan bisa terjadi modus yang sama, maksudnya nilai modus tidak mesti hanya satu nilai saja yang muncul, namun bisa lebih dari satu, bisa 2 atau 3, dan seterusnya.

Contoh Soal:

Angka: 3, 4, 8, 10, 5, 4, 8, 4, 6, 15, 8, 13, 7

Apabila kita urutkan maka kita akan menemukan dua buah modus yaitu 4 dan 8, masing-masing muncul sebanyak 3 kali.

Apabila ada dua modus sering disebut dengan bimodus kalau lebih dari dua disebut multimodus.

3,4,4,4,5,6,7,8,8,8,10,13,15

Rumus Modus Data Kelompok

Mencari modus untuk sebuah data kelompok sedikit berbeda dengan data tunggal.

Data Kelompok adalah sebuah data yang disajikan bukan dalam bentuk tampilan tiap data satu persatu akan tetapi disajikan dalam rentang angka yang disebut kelas interval.

Untuk mencari modus dari data kelompok kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

modus “Monyong Bibir Bisa 1/12 Panjangnya“

 

Mo yaitu: modus data kelompok
b yaitu: tepi bawah kelas modus
b1 yaitu: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
b2 yaitu: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
nilai b1 dan b2 –> adalah mutlak (selalu positif)

Contoh Soal:

Kelas Frekuensi
21-25 5
26-30 6
31-35 14
36-40 30
41-45 21
46-50 5
51-55 3

Jika kita amati tabel di atas, kelas modus berada di rentang 36-40 karena frekuensinya paling banyak yakni 30.

Tepi bawah kelas modus dapat dicari dengan mengurangi angka paling kecil dalam kelas modus dengan 0,5.

Maka, tepi bawah = 36-0,5 = 35,5.  Sekarang kita telah mendapatkan datanya, yaitu:

  1. Tepi bawah (b) = 35,5
  2. Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya yaitu: (b1) = 30-14 = 16
  3. Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya yaitu: (b2) = 21-5 = 16
  4. Panjang kelas 5

Kita masukkan ke rumus:

rumus median

 

Demikianlah Pembahasan kita mengenai Rumus Modus. Semoga bermanfaat ya …

Baca Juga:

Bilangan Bulat Positif
Determinan Matriks – Pengertian, Sifat-Sifat, dan Contoh Soal