Mari Mengenal Imam Sibawaih – Siapakah sebenarnya beliau Imam Sibawaih ? jika mereka yang pernah belajar dan mendalami ilmu Nahwu, pasti sudah tidak asing lagi dengan nama ini. Ya, beliau adalah seorang tokoh yang ahli dalam bidang ilmu Nahwu dan beberapa cabang ilmu tata bahasa Arab yang lainnya.
Orang – orang akan lebih mengenalnya ketika mereka telah memperdalam ilmu Nahwu dan beberapa cabangnya serta yang telah mempelajari tentang beberapa perbedaan pendapat tentang ilmu Nahwu.
Perlu kita ketahui bahwa dalam ilmu Nahwu juga terdapat perbedaan pendapat tidak hanya dalam ilmu fiqih. Namun perbedaan pendapat itu hanya terjadi antara Imam ahli ilmu Nahwu tersebut.
Lalu siapakah Imam Sibawaih ini? bagaimana kisahnya ?
Untuk mengetahui jawabannya, mari kita mengenal lebih jauh tentang beliau Imam Sibawaih ini lebih lanjut dibawah berikut ini !
Biografi Imam Sibawaih
Imam Sibawaih memiliki nama yaitu : Amru bin Utsman bin Qanbar. Nama Sibawaih adalah sebuah nama julukan yang diberikan kepada beliau. Nama Sibawaih diambil dari bahasa Persia yang terdiri dari 2 pecahan kata, yaitu”sib” yang artinya buah apel, dan “waih” artinya wangi, maka Sibawaih artinya yaitu wangi buah Apel.
Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa alasan kenapa beliau mendapat julukan Sibawaih karena beliau memiliki kedua pipi bagaikan buah apel.
Namun, yang jelas beliau adalah seseorang yang sangat tampan lebih-lebih karena ketampanannya, salah satu guru yang pernah mengajr beliau tidak mau melihat wajahnya ketika mengajar. Wallahu’alam ….
Asal Muasalnya Keluarga Imam Sibawaih
Para ahli sejarah tidak banyak menemukan catatan tentang asal muasal dari keluarga imam Sibawaih serta bagaimana kondisi serta keadaan keluarganya secara sosial dan keilmuan.
Akan tetapi, dari beberapa catatan yang ada menunjukkan bahwa keluarga beliau berasal dari Persia.
Namun, para sejarawan berselisih pendapat mengenai kapan beliau ini dilahirkan. Hal ini dikarenakan rujukan dan referensi yang sangat minim sekali.
Ada beberapa ahli sejarah yang mengatakan bahwa, beliau lahir pada sekitar tahun 148H/765M.
Namun ada beberapa ahli sejarah yang mengatakan selain dari itu. Yang pasti adalah beliau lahir di Albaidha’ (sebuah wilayah bagian dari Kekaisaran Persia).
Meskipun imam Sibawaih ini lahir di Persia, namun Imam Sibawaih tumbuh dan besar di Bashra (Iraq).
Beliau imam Sibawaih ketika di awal menuntut ilmu, beliau pernah mendatangi masjid hadits yang diasuh oleh seorang Imam Hadits besar yaitu ernama Hammad bin Salamah Al-Bashri.
Namun hingga suatu saat imam Sibawaih ini menyanggah sebuah hadits yang disampaikan oleh gurunya dan mengkritikinya dari sisi kaidah bahasanya.
Namun ternyata apa yang disanggah oleh beliau imam Sibawaih iniadalah salah, hingga menyebabkan sang guru marah dan berkata :”Wahai Sibawaih, kamu telah salah besar, itu tidak seperti yang kamu kira”.
Lalu kemudian imam Sibawaih berkata :”Sungguh aku akan pelajari sebuah ilmu, yang dengannya aku tidak akan disalahkan lagi”.
Maka beliau pun mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab hingga beliau pun mahir dan menjadi ahli di bidang tersebut.
Guru – Guru dari Imam Sibawaih
Diantara guru – guru beliau imam Sibawaih yang dapat disebutkan disini yaitu :
Hammad bin Salamah Al-Bashri
Hammad bin Salamah Al-Bashri yang merupakan termasuk guru Sibawaih yang paling terkenal. Namun sebab pernah terjadi perdebatan akhirnya beliau memutuskan untuk beralih mempelajari ilmu bahasa Arab.
Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi
Setelah memutuskan untuk beralih mempelajari ilmu tata bahasa Arab, maka ia pun berguru pada Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi.
Beliau berguru kepadanya dengan penuh dengan rasa suka, tekad bulat dan keinginan yang kuat. Beliau pun mengikuti gurunya seperti bayangan mengikuti sebuah benda. Dan pengaruh gurunya itu terlihat jelas di lembaran-lembaran kitab karyanya.
Namun demikian, imam Sibawaih belum puas hanya berguru ilmu Nahwu dan bahasa Arab kepada satu guru, maka beliau pun turut berguru kepada Yunus bin Habib, Isa bin Umar dan lain-lainnya.
Sehingga terbukalah wawasan dan keilmuan Sibawaih dan dengannya ia memperoleh martabat kelimuan yang spesial. Selanjutnya beliau pun marantau ke Baghdad pusat Dinasti Abbasiyah yang merupakan pusat peradaban dan keilmuan. Dan disana ia bertemu dengan Kisa’i (guru besar orang-orang Kufah). Dan terjadilah beberapa diskusi dan perdebatan dalam masalah Nahwuyakni yang paling terkenal adalah almas-alah az-zanbuuriyyah (diskusi tentang tawon).
Dan yang menjadi pemenangnya adalah Kisa’i, sebab dia memberikan hadiah kepada orang-orang Arab Badui jika ia membantu kemenangan Kisa’i. Setalah perdebatan itu Sibawaih tidak menetap lagi di Baghdad dan ia kembali ke negeri asalnya Persia dan tidak kembali lagi ke Bashra.
Murid – Murid Imam Sibawaih
Menurut sejarah, imam Sibawaih tidak memiliki murid yang banyak, dikarenakan masa hidupnya yang singkat sebelum akhirnya beliau meninggal.
Dan imi antara lain dari orang-orang yang pernah berguru darinya dan menonjol yaitu Abul Hasan Al-Akhfasy dan Quthrub (kecoa).
Apa alasan beliau memanggil salah satu muridnya dengan sebutan Quthrub (kecoa) ? Alasan kenapa ia disebut dan dikenal dengan julukan itu, sebab suatu saat Sibawaih keluar di waktu menjelang terbitnya fajar, dan ia melihatnya berdiri di depan pintu, lalu Sibawaih berkata : “Sungguh kamu itu quthrub malam”, karena quthrub adalah binatang yang selalu bergerak dan tidak pernah diam (berhenti bergerak).
Perkataan para Ulama tentang Imam Sibawaih
- Dari Ibnu Aisyah berkata : “Dahulu kita duduk bersama Sibawaih Ahli Nahwu di masjid, dan dia adalah seorang pemuda yang tampan dan tampilannya bersih, dari setiap ilmu dia memiliki ilmunya, dan dalam disiplin ilmu sastra ia memiliki saham, dengan usianya yang masih belia, ia jago dalam ilmu Nahwu”.
- Mu’awiyah bin Bakr Al-‘Alimi : “Aku sudah pernah melihat Amru bin Utsman (Sibawaih) dan usianya masih belia sekali, pada zaman itu aku mendengar bahwa dialah orang yang paling kuat ilmunya di antara mereka yang berguru dari Al-Khalil, dan sungguh aku telah mendengarnya menyampaikan pelajaran dan berdebat, namun bicaranya lemah, dan ketika aku membaca bukunya, aku mendapati bahwa ilmu (di buku)nya lebih kuat dari (yang keluar) dari lidahnya”.
- Al-Azhari berkata : “Sibawaih dianggap sebagai ikon dalam bagusnya penyusunan (buku), dia berguru kepada Al-Khalil (bin Ahmad Al-Farahidi) dan menimba ilmu darinya, dan aku tidak pernah mengetahui ada satu orang pun yang pernah membaca di hadapannya buku (yang ia susun), karena ia meninggal dalam usia muda, lalu aku pun membaca bukunya, dan ternyata aku dapati di dalamnya ilmu yang sangat luas”.
5 Sisi Keunikan dari Imam Sibawaih
Tentang beberapa keunikan dari kisah beliau imam Sibawaih dapat kita lihat sebagaiman pada gambar dibawah berikut !
Demikianlah pembahasan tentang biografi Imam Sibawaih. Semoga bermanfaat ….
Baca juga :